sariawan & pencegahannya
MULUT dan lidah perih, di da-lamnya muncul luka-luka menga-nga, tenggorokan tak nyaman. Kalau kondisinya sudah begini, makan jadi tak enak, bicara pun jadi setengah balelol. Itulah akibat sariawan. Lebih parah lagi, bila penyakit rongga di mulut ini menimbulkan komplikasi berupa selulitis (radang sel) mulut akibat infeksi bakteri sekunder seriawan, infeksi dental (abses gigi), kanker mulut.
Gejala yang muncul akibat sariawan sebenarnya bisa saja dicegah dengan menjaga kesehatan mulut. Kalau sudah kena, biasanya dilakukan pengobatan dengan preparat antihistamin, antacids, kortikosteroid, atau preparat penyejuk lainnya. Selain itu, juga hindari makanan panas dan pedas yang sering menambah nyeri ”luka” di mulut tadi. Dalam pengobatan tradisional atau alami dikenal beberapa jenis tanaman yang sering disebut-sebut mampu menyembuhkan sariawan. Sebut saja daun sirih, daun saga telik, batang buah jambu mete, buah ketimun, dan nira aren. Tanaman tersebut bisa dijadikan obat tunggal, bisa pula digabungkan, seperti yang telah digunakan sebagai bahan dasar obat sariawan yang dijual bebas. Obat tersebut berbahan dasar daun saga telik, daun sirih, dan kulit kayu manis.
Seandainya di pekarangan kita tumbuh tanaman-tanaman yang memiliki kemampuan menyembuhkan sariawan, tentu lebih praktis bila membuat sendiri. Tak perlu repot-repot, tinggal petik, diolah menjadi obat, lalu digunakan. Bila di halaman rumah tumbuh tanaman sirih (Piper betle L.), kita bisa me-ngunyah satu sampai dua lembar daun ini sampai lumat. Hasil lumatan dibiarkan beberapa saat dalam mulut, lalu ampasnya dibuang. Atau, berkumur dengan air godokannya. Kalau mau, airnya boleh ditelan. Dalam sehari bisa dilakukan satu sampai dua kali.
Pada daun sirih terkandung minyak atsiri yang dapat menguap. Di antaranya yang terbesar adalah chavicol dan betlephenol. Aroma khas dari daun dan minyak sirih itu gara-gara kandungan chavicol tadi. Senyawa ini memiliki daya antiseptik yang kuat dan daya bunuh bakterinya bisa sampai 5 kali lipat fenol biasa.
Senyawa yang membuat daun si-rih mampu meredam sariawan memang belum terlacak. Yang pasti, dalam beberapa buku kuno India dan Yunani, disebutkan daun yang merupakan bahan utama menginang ini memiliki sifat styptic (menahan perdarahan), vulnerary (menyembuhkan luka kulit), stomachic (obat saluran pencernaan), menguatkan gigi, dan membersihkan tenggorokan. Ada pula yang menyatakan daun sirih selain memiliki kemampuan antiseptik, juga mempunyai kekuatan sebagai antioksidasi dan fungisida. Minyak atsiri dan ekstraknya pun mampu melawan beberapa bakteri gram + dan gram -. Bisa jadi di antara kemampuan itulah yang membuat penyakit saria-wan tidak betah bertahan.
Saat ini di samping dijadikan salah satu bahan obat sariawan, daun sirih juga digunakan pada kelompok obat saluran pencernaan, sebagai ekspektoran, dan kelompok obat mulut dan gigi pada umumnya. Khusus penggunaannya dalam kelompok obat mulut dan gigi, bisa jadi merupakan hasil penelitian ilmiah berdasarkan pengalaman empiris masyarakat yang menggunakannya sebagai obat sakit gigi, peradangan atau pembengkakan gusi, abses rongga mulut, obat luka akibat pencabutan gigi, atau sebagai penghilang bau mulut. Tentu saja, termasuk juga sebagai obat sariawan.
Cepat dan aman
Dalam mengusir si sariawan, si-rih bisa juga dipasangkan dengan daun saga telik atau saga areuy (Abrus precatorius L.). Dengan memberi teman pada sirih diharapkan daya gempur terhadap sariawan semakin kuat. Sebab, menurut pengalaman dan hasil penelitian, daun saga pun punya kemampuan seperti daun sirih.
Oleh karena itu, kalau mau menggunakan daun saga telik saja juga bisa. Daun tanaman setengah belukar yang melilit ke kiri dan me-rambat hingga bisa mencapai ke-tinggian 5 m bila tidak dipangkas ini, memang termasuk bahan obat seria-wan yang bisa menyembuhkan dengan cepat dan aman.
Pemanfaatannya bisa dengan beberapa cara. Di antaranya dengan mengunyah daunnya satu atau dua kali sehari hingga sembuh. Jumlah yang dikunyah secukupnya saja. Bisa pula dengan berkumur air godokannya bersama daun sirih.
Atau dengan meminum air rebusannya. Caranya, dengan merebus 2 ons daun saga dalam 2 liter air hingga airnya tinggal setengahnya. Air rebusan inilah yang digunakan untuk berkumur dan ditelan. Rasa-nya mula-mula pahit, tapi kemudian rasa ini berubah menjadi manis macam kayu manis. Ramuan ini bisa pula diberi potongan kayu manis secukupnya.
Daun tanaman merambat yang berbiji sebesar kacang kedelai berwarna merah berbintik hitam ini mengandung abruslactone A., methyl abrusgenate, dan abrusgenic acid.
Sementara itu, bukti tertulis lain menyebutkan, daun tanaman yang dalam daftar prioritas WHO dinyatakan sebagai tanaman obat terbanyak digunakan di dunia ini mengandung glycyrhizin (glisirisin). Kadarnya tak kurang dari 15%. Kurang jelas, apakah asam organik lembut ini yang mampu melawan sariawan atau senyawa lain. Yang pasti, masyarakat telah memanfaatkan daun yang ukurannya mirip daun asam ini sejak lama dan terbukti mampu mengusir ”borok” kecil dalam mulut.
Jambu mete
Meski tak sepopuler sirih dan saga telik, jambu mete (Anacardium occidentale L.), yang sering pula disebut jambu monyet karena buahnya yang menyerupai kepala monyet, ternyata juga cukup mujarab menyembuhkan sariawan. Tetapi, yang dimanfaatkan bukan buahnya, melainkan tangkai buah yang sudah masak. Hati-hati, jangan memilih buah mete yang muda. Buah semu muda masih banyak mengandung getah yang bisa bikin kulit mera-dang.
Sebaliknya, buah semu jambu mete yang sudah masak mengandung vitamin C dalam jumlah amat banyak. Kandungannya bisa mencapai 180 mg/100 g. Vitamin C yang pekat ini bersifat astringen (menciutkan) luka sariawan sehingga kadang-kadang dipakai mempercepat penyembuhan sariawan.
Cara memanfaatkannya adalah dengan memakannya seperti buah biasa. Atau, bisa pula seperti yang dilakukan orang Ternate tempo dulu, yakni berkumur dengan air perasannya. Namun, sebaiknya jangan diminum sebab rasa asam dan vitamin C-nya yang pekat bisa bikin mulas bila perut tak tahan.
Timun (Cucumis sativus L.), juga bisa menyaingi tangkai jambu mete dalam menyembuhkan sariawan. Dengan memakannya setiap hari dalam jumlah cukup banyak, niscaya buah yang memberi rasa dingin di rongga mulut ini mampu meredam ”panas”-nya sariawan. Akhir abad ke-19, penderita saria-wan yang berusaha berobat dengan hasil sia-sia. Bahkan, mereka menjadi kekurangan darah. Mereka akhirnya sembuh sempurna setelah setiap hari memakan sembilan buah ketimun selama beberapa bulan sembari melakukan diet ketat terhadap susu, telur, dan anggur. Sayangnya, senyawa yang dikandung buah yang sangat berair, terutama yang mampu menendang saria-wan, belum diketahui akibat sangat langkanya penelitian yang dilakukan.
Nira aren
Nira aren (Arenga pinnata Merr.) yang oleh orang Jawa disebut legen, ternyata menurut data empiris bisa mengobati sariawan, dengan hasil yang sering kali menakjubkan. Untuk itu, penderita mesti minum legen ini tiga gelas setiap hari hingga sembuh. Lagi-lagi, senyawa apa yang menyebabkan kesembuhan sariawan tadi belum terungkap. Yang pasti, cairan yang diperoleh dari tandan bunga jantan pohon aren setelah diiris dan diberi perlakuan fisik ini mengandung kadar gula cukup tinggi sehingga tidak baik bagi penderita diabetes.
Masih banyak lagi tanaman yang disebut-sebut punya khasiat anti-sariawan. Namun, penelitian ke arah itu tampaknya masih belum menarik bagi banyak peneliti. Hal itu tampak dari sangat langkanya hasil penelitian yang bisa dijadikan rujukan. Untuk sementara, tak ada salahnya mencoba tanaman-tanaman anti-sariawan di atas. Selama batasan-batasan pemakaiannya diperhatikan, pengaruh buruk bagi seseorang yang bersamaan waktunya menderita penyakit tertentu bisa dieliminasi. Makan jadi enak, bicara pun tak balelol lagi.